Pemerintah Indonesia mengejutkan publik dengan keputusan berani membuka kasino legal pertama di Jakarta. Dalam waktu singkat sejak beroperasi, kasino tersebut langsung menyumbang pendapatan negara sebesar Rp 200 miliar.
Kasino yang berlokasi di kawasan eksklusif ini mencatat lebih dari 50.000 pengunjung dalam sebulan pertama. Melalui pajak dan kontribusi langsung ke kas negara, pendapatan yang terhasilkan mencapai Rp 200 miliar — sebuah angka yang melampaui ekspektasi awal pemerintah.
Menurut Menteri Keuangan, “Ini adalah potensi ekonomi yang terlalu besar untuk diabaikan, dan kami memastikan pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan.”
Sebagaimana terketahui, pembukaan kasino di Indonesia bukan hal yang baru. Dalam catatan sejarah, kasino pernah dibuka secara resmi di Indonesia dan memberi keuntungan besar ke pemerintah. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1967 di Jakarta.
Kala itu, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin terhadapkan dengan tantangan pelik dalam membangun ibu kota. Sebagai pengingat, pada masa itu banyak infrastruktur dan berbagai proyek besar belum terbangun karena anggaran tidak ada. Atas dasar tersebut, Ali Sadikin pun perlu mencari cara untuk bisa menambah anggaran. Alhasil, salah satu langkahnya melalui legalisasi perjudian.
Koran Sinar Harapan (21 September 1967) mewartakan, kebijakan ini dilakukan agar perjudian tidak lagi dilakukan secara diam-diam. Dengan melokalisasi perjudian ke satu kawasan khusus, pemerintah berharap mendapat aliran dana dari hasil judi.
Pemerintah mencatat keuntungan dari judi ilegal mencapai Rp300 juta setiap tahun. Akan tetapi, dana sebesar itu rupanya tidak mengalir ke pemerintah, namun jatuh ke tangan oknum-oknum yang melakukan perlindungan.
Sejak terbuka, Kompas memberitakan, kasino di Petak Sembilan terdatangi ratusan orang dari seluruh Indonesia. Mulai dari Medan, Pontianak, Bandung, hingga Makassar. Ratusan orang tersebut sukses menghasilkan dana jutaan rupiah yang tersetor setiap bulan ke pemerintah.
“Berdasarkan statistik resmi dari arena perjudian, pajak yang diberikan ke pemerintah sebesar Rp25 juta setiap bulan,” ungkap Kompas.
Kesuksesan awal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Indonesia siap membuka kasino di kota lain?