Panasonic Holdings Corp., raksasa elektronik asal Jepang, baru saja mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawan
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Panasonic merupakan salah satu perusahaan elektronik terkemuka di dunia. Artikel ini akan membahas alasan di balik PHK, dampaknya terhadap karyawan dan bisnis, serta langkah Panasonic ke depan.
PHK terlakukan demi efisiensi dan meningkatkan keuntungan di masa depan. Mereka menargetkan bisa mencapai laba atas ekuitas sebesar 10 persen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2029.
Panasonic juga menargetkan laba operasi grup 600 miliar yen pada tahun fiskal hingga 31 Maret 2027.
Selain memangkas jumlah karyawan, untuk mencapai target mereka, perusahaan juga akan melakukan perombakan bisnis elektronik.
Karena itu, perusahaan mengatakan akan meninjau efisiensi operasional perusahaan termasuk kelompok usaha yang berada di bawah mereka, khususnya di divisi penjualan dan back-office.
Penurunan Laba dan Perlambatan Ekonomi Global
Panasonic mencatat penurunan laba bersih sebesar 17,5% pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, turun dari ¥443 miliar menjadi ¥366,21 miliar
Penjualan juga mengalami penurunan sebesar 0,5%, didorong oleh melemahnya permintaan kendaraan listrik (EV) dan tekanan ekonomi global
Perusahaan berencana memangkas biaya tetap dengan:
- Konsolidasi divisi penjualan dan administrasi
- Penutupan bisnis yang tidak menguntungkan
- Pensiun dini bagi karyawan di Jepang
Biaya restrukturisasi ini diperkirakan mencapai ¥130 miliar (sekitar $895 juta