Meski kalender nasional diwarnai banyak tanggal merah dan cuti bersama, industri rokok di Indonesia tetap menunjukkan taji. Data terbaru menunjukkan bahwa volume produksi rokok tidak mengalami penurunan signifikan selama periode padat libur. Fenomena ini menarik perhatian karena industri lain justru cenderung melambat saat liburan panjang tiba.
Kenapa Produksi Rokok Tetap Stabil?
Ada beberapa faktor yang membuat produksi rokok tetap “ngebul”, di antaranya:
1. Permintaan Konsumen yang Konsisten
Berbeda dengan banyak produk konsumsi lainnya, permintaan terhadap rokok relatif stabil bahkan saat liburan. Kebiasaan merokok yang sudah menjadi rutinitas bagi sebagian masyarakat membuat konsumsi rokok nyaris tak terpengaruh oleh musim atau waktu.
2. Stok dan Sistem Produksi Bergilir
Perusahaan rokok besar umumnya menerapkan sistem produksi bergilir dan memiliki stok buffer untuk menjaga suplai tetap tersedia. Hal ini memungkinkan jalannya proses produksi yang efisien meskipun jumlah hari kerja berkurang.
3. Tenaga Kerja Fleksibel
Sebagian besar pabrik rokok memiliki sistem kerja shift yang mempermudah distribusi waktu kerja karyawan selama periode liburan, tanpa harus menghentikan operasional sepenuhnya.
Dampak Terhadap Ekonomi dan Pajak Negara
Industri rokok bukan hanya soal konsumsi, tapi juga menyangkut penerimaan negara. Dengan produksi yang tetap stabil, penerimaan cukai rokok juga tidak banyak terganggu. Hal ini menjadi angin segar bagi pendapatan negara yang cukup bergantung pada sektor ini.
Pada 2024 lalu, sektor tembakau menyumbang lebih dari Rp200 triliun dalam bentuk cukai, dan angka ini diperkirakan akan tetap tinggi meski banyaknya hari libur di 2025.
Tantangan Tetap Ada
Walau stabil, industri rokok tidak bebas tantangan. Kenaikan tarif cukai, kampanye anti-merokok, serta peraturan pemerintah yang makin ketat tetap menjadi hambatan yang harus dihadapi. Namun, sejauh ini, kekuatan sektor ini masih terlihat kokoh.
Kesimpulan
Banyak hari libur bukan berarti industri rokok ikut rehat. Sebaliknya, produksi tetap berjalan dengan lancar, menunjukkan ketangguhan industri ini dalam menghadapi berbagai dinamika waktu dan kebijakan. Meski tak sedikit kontroversi mengiringi, rokok tetap menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.