Saham PT Menara Terkini (kode: MNTR) belakangan ramai perbincangkan investor karena ternilai memiliki valuasi yang terlalu murah. Beberapa analis menyebut harga sahamnya tidak mencerminkan fundamental perusahaan yang sebenarnya. Namun, di sisi lain, ada juga yang menganggap saham ini berisiko tinggi.
Lantas, apakah saham Menara benar-benar menarik untuk dilirik, atau justru menjadi jebakan bagi investor? Mari kita bahas lebih dalam.
Beberapa faktor yang membuat saham Menara teranggap undervalued:
- Rasio Harga terhadap Nilai Buku (PBV) di Bawah 1x – Menunjukkan harga saham lebih rendah dari nilai aset perusahaan.
- PER (Price-to-Earnings Ratio) Rendah – Dibandingkan dengan sektor sejenis, PER Menara jauh lebih rendah.
- Potensi Pertumbuhan yang Belum Terefleksi – Jika perusahaan memiliki prospek bisnis yang baik, harga saham bisa naik signifikan.
Namun, valuasi murah tidak selalu berarti saham tersebut bagus. Bisa jadi ada masalah internal yang belum terungkap.
Meskipun murah, investor perlu waspada terhadap beberapa risiko:
- Kinerja Perusahaan yang Fluktuatif – Jika laba terus menurun, valuasi murah bisa berubah menjadi “value trap”.
- Masalah Likuiditas – Saham dengan volume perdagangan rendah bisa sulit terjual saat terbutuhkan.
- Isu Corporate Governance – Perlu diteliti apakah manajemen perusahaan transparan dan memiliki track record baik.
Apakah Saham Menara Layak Dibeli?
Untuk Investor Jangka Pendek:
- Bisa memanfaatkan momentum jika ada sentimen positif atau reaksi pasar terhadap valuasi murah.
- Namun, harus siap dengan volatilitas tinggi.
Untuk Investor Jangka Panjang:
- Perlu analisis fundamental lebih dalam: apakah bisnisnya sustainable?
- Cek laporan keuangan, utang, dan rencana ekspansi perusahaan.
Saham Menara memang menarik dari sisi valuasi, tetapi investor harus hati-hati. Jika Anda yakin perusahaan memiliki prospek bagus ke depan, ini bisa jadi kesempatan beli di harga murah. Namun, jika tidak ada katalis positif, saham ini bisa terjebak di level rendah dalam waktu lama.